Senin, 23 Mei 2016

Mau dikemanakan seragam sekolah ini ?

Sebentar lagi tahun ajaran baru akan datang. Ujian Nasional (UN) dari Tingkat SMU sampai SD sudah selesai. Murid kelas akhir tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan pengumuman nilai hasil UN. Selesai UN dari sekarang sudah harus menentukan kira-kira sekolah mana yang akan di pilih selanjutnya dengan segala pertimbangan. Sementara itu baju seragam sekolah yang sudah tidak dipakai lagi nantinya mau diapakan, mau dikemanakan ? kalau misalnya satu SD meluluskan 2 (dua) kelas atau sekitar 60 orang dengan asumsi satu kelas diisi 30 orang, berarti ada sekitar 60 seragam sekolah yang tidak dipakai lagi, lalu jika setiap murid mempunyai 2 (dua) pasang seragam sekolah berarti jumlahnya 2 kali lipat. Ini baru dari satu sekolah SD. Bayangkan berapa banyak seragam sekolah yang tidak dipakai ? apakah masih bisa dimanfaatkan atau disumbangkan ? bagaimana jika kita bisa menampung seragam sekolah dari tingkatan SD, SMP hingga SMU dalam satu kota/kabupaten. Tentu banyak yang bisa diperbuat. Pertama; Rapat para anggota Komite Sekolah seharusnya tidak hanya memikirkan bagaimana acara perpisahan sekolah tapi harus lebih dari itu, misalnya acara perpisahan dilakukan dengan mengadakan bazaar baju seragam layak pakai (seragam bekas) yang berasal dari sumbangan wajib dari murid yang akan lulus tahun ini; bagi adik kelas yang berminat untuk mendapatkan baju seragam itu harus membayar misalnya Rp. 10.000,- /kupon yang nantinya kupon tersebut akan ditukarkan dengan seragam yang mereka pilih di stand bazaar yang digelar disekolah mereka. Tinggal mencocokan ukurannya saja. Pembagian kupon harus adil dan merata. Uang hasil penjualan kupon nantinya untuk biaya penyelenggaraan bazaar seperti sewa tenda, konsumsi, kebersihan dsb. Kedua; jika tidak diadakan bazaar di sekolah itu maka seragam sekolah hasil sumbangan murid yang akan lulus dikumpulkan oleh Komite Sekolah untuk disumbangkan ke sekolah mitra atau sekolah binaan yang masih butuh seragam layak pakai. Sumbangan seragam sekolah adalah satu bentuk kepedulian sosial kepada siswa lainya karena masih banyak yang kurang beruntung yaitu mereka yang punya seragam sekolah satu-satunya, pulang sekolah seragam sekolah dipakai main, sore dicuci, malam dijemur, pagi dipakai lagi untuk sekolah. Warnanya sudah berubah dari putih menjadi putih kusam belepotan gak karuan. Untuk alternatif yang kedua ini perlu dukungan dari pihak berwenang Dinas Pendidikan agar setiap sekolah mempunyai mitra sekolah binaan. Misalnya SD swasta diwajibkan mempunyai SD mitra binaan yang levelnya masih kurang (ditentukan indikatornya atau cari data di Dinas pendidikan bisa jadi diluar kota) dari penyediaan seragam murid, sarana dan prasarana sekolahnya dsb. Hal ini dilakukan untuk kurun 5 (lima) tahun berturut-turut tanpa dikenakan biaya apapun, karena program ini dimasukan sebagai salah satu bentuk CSR sekolah swasta. 5 tahun kemudian SD swasta ini berpindah ke sekolah mitra binaan yang baru lagi. Mungkin lebih baik diberikan kepada mereka daripada nyempit-nyempitin lemari pakaian. By Muhlisin.

Tidak ada komentar: