Kamis, 18 September 2014

Tahan dulu hajatmu...



Menghela nafas panjang dan membiarkan angin menghembus peluh yang sudah terasa kian membasah. Menanti suatu harapan yang entah kapan datangnya. Bersyukur kalau itu bukanlah suatu pekerjaan yang sia-sia. Begitu kira-kira yang terjadi di suatu dusun yang sudah lama menantikan berfungsinya MCK Komunal yang telah dibangun. Kondisi MCK saat ini masih terlihat seonggok butiran pasir halus yang sudah mengeras, setengah sak semen yang sudah bercampur debu, tembok yang masih berwarna abu-abu tanpa cat dan keramik yang kotor karena cipratan adukan masih terlihat. MCK yang dibangun tanpa penyelesaian dan belum lengkap. Masih kekurangan sambungan listrik serta belum menggali sumur bor sehingga belum dapat digunakan oleh warga. Warga disini sangat mengharapkan MCK segera dapat dipergunakan. Khusus untuk buang air besar saat ini warga masih mempergunakan kakus bersama yang dibangun secara swadaya.
Sementara di kampung sebelahnya kejadian serupa tapi tak sama juga terjadi. Pekerjaan pembangunan MCK belum selesai. Pintu kamar mandi dan WC belum terpasang, sudah diaci tapi belum dicat, kabel instalasi sudah terpasang tapi belum ada sambungan listrik, sumur pompa bor sudah ada, septick tank sudah dipasang, water tank belum dipasang. Lalu kemana kami harus mengadu dan menghubungi siapa dan dimana agar pekerjaan ini dituntaskan. Tidak dapat dipergunakan dengan segera. Seakan kakus itu berkata “Tahan dulu hajatmu”. Cerita lama dan usang yang tak pernah singgah di hati kita. Ketika kutanya tentang hal ini kepada rumput yang bergoyang, diapun hanya menutup hidung dan selalu ingin membersihkan dirinya yang sudah menjadi coklat kehitaman akibat hajat orang yang masih sembarang.

(*Jalan-jalan September 2014)

Tidak ada komentar: