MENGAPA TANGSEL MACET ?
Sudah seperti Kota Jakarta begitu orang bilang bila melihat kondisi lalu lintas di Kota Tangerang Selatan. Tidak hanya tiap pagi dan sore saat hari kerja, namun hari libur pun masih macet. Demikian setiap hari sehingga sudah menjadi bagian yang harus dinikmati pengendara terutama pengendara roda empat. Buat yang memakai roda dua masih bisa bebas bergerak pada saat kemacetan terjadi dan masih banyak jalan alternatif yang menjadi pilihan untuk dilalui guna keluar dari titik kemacetan tapi buat yang berada di kendaraan roda empat selamat menikmati kemacetan. Dari keadaan itu jika ditelusuri ternyata ada beberapa faktor penyebab kemacetan secara umum yaitu, :
· Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
- Terjadi banjir atau genangan air dan jalan berlubang sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
- Macet karena ada perbaikan jalan, ada pekerjaan galian kabel dsb
- Kemacetan karena adanya pusat-pusat kegiatan seperti : pasar, mall, perkantoran, perumahan, pabrik/industri
- Adanya penyempitan jalan (bottle neck)
- Adanya persimpangan U turn sehingga kendaraan mengantri untuk berbelok
Beberapa hal negatif akibat terjadinya kemacetan antara lain :
· Kerugian waktu dan kesempatan , karena kecepatan perjalanan yang rendah
- Pemborosan energi terutama BBM kendaraan
- Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek dan penggunaan rem serta kopling yang lebih tinggi,
- Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal
- Meningkatkan stress pengguna jalan
- Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya
UPAYA NORMATIF PEMECAHAN PERMASALAHAN KEMACETAN
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensip yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Peningkatan kapasitas
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/prasarana seperti:
- Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan
- Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah
- Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan
- Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover
Keberpihakan kepada angkutan umum
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:
- Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
- Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway,
- Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura
- Subsidi langsung seperti yang diterapkan melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum dsj.
Pembatasan kendaraan pribadi
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrim sebagai berikut:
- Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
- Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
- Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti yang diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1.
ANALISA MACETNYA TANGSEL
Jika melihat uraian teori di atas kemudian kita coba padukan dan analisa dengan kondisi nyata yang terjadi di Tangsel maka dapat diketahui bahwa :
1. Upaya pemecahan melalui peningkatan kapasitas hingga saat ini belum dirasakan cukup berarti. Betapa tidak diketahui Kota Tangerang Selatan yang banyak berdiri perumahan-perumahan ternyata mereka hanya membangun jalan sesuai kebutuhan dan rencana mereka saja, misalnya perumahan yang dilalui jalan raya maka jalannya diperlebar tetapi setelah melewati batas perumahan ternyata kemudian jalan raya itu menyempit kembali (bottle neck), hal ini menjadi salah satu penyumbang kemacetan seperti yang terjadi di depan Pom bensin petronas BSD dan tempat lainnya.
2. Gagalnya pemberlakuan sistem satu arah (SSA) yang hendak diberlakukan di Tangsel di ruas Jl. Raya Padjajaran, Jl. Raya Dewi Sartika, Jl. Raya RE Martadinata,. Jl. Raya Setiabudi hingga Jl. Raya Surya Kencana di mana semua kendaraan harus berputar di perempatan Gaplek, Ciputat karena sejumlah ruas jalan memang belum memadai serta tak memenuhi syarat untuk jalan satu arah.
3. Pelayanan jasa angkutan umum (angkot) di Tangsel belum bisa memberikan rasa nyaman dan aman seperti : terlalu lama ngetem, ngebut untuk rebutan penumpang, rawan tindak kejahatan dsb sehingga moda angkutan umum ini belum menjadi pilihan warga untuk bepergian kecuali mereka yang benar-benar tidak mempunyai kendaraan.
4. Moda transportasi Kereta Api juga belum menjadi pilihan warga padahal untuk kereta Api yang beroperasi di beberapa stasiun KA Tangsel sudah cukup memadai, masalahnya adalah belum tersedianya moda transportasi yang aman cukup nyaman dan aman setelah mereka turun dari kereta api selain itu jalur tujuan KA yang terbatas juga menjadi pertimbangan.
5. Banjir dan genangan air yang terjadi karena sedimentasi saluran air atau tergenangnya jalan karena tidak didukung saluran drainase yang cukup dan terintegrasi dengan baik. Di sepanjang jalan raya Serpong misalnya hampir seluruh saluran di kiri-kanan jalan tertutup lumpur dan sulit membersihkannya karena salurannya ditutup permanen/disemen akhirnya air meluap ke jalan dan mengganggu arus lalu lintas.
6. Banyaknya kendaraan truk yang hilir mudik melewati jalanan Tangsel menjadi salah satu penyebab kemacetan, pasalnya truk yang berjalan lambat karena beban yang berat saat membawa muatannya berakibat melambatnya arus lalu lintas di jalan raya. Dishukominfo Kota Tangsel saat ini sudah memberlakukan larangan beroperasi pada jam-jam tertentu bagi kendaraan jenis truk ini atau seharusnya Tangsel punya jalan by pass, jadi truk-truk besar itu tidak melewati jalan-jalan utama Tangsel namun lewat jalan by pass hal ini cocok sekali apalagi truk itu juga hanya sekedar lewat saja di daerah Tangsel.
7. Pusat-pusat kegiatan seperti mall, perkantoran, pabrik, perkantoran dan perumahan harus mempunyai Amdal lalu lintas yang benar-benar dapat dilaksanakan bahkan kini pihak kepolisian juga sudah mempunyai UU lalu lintas terbaru No 22 tahun 2009 dimana polisi sudah berperan dan berhak mengambil keputusan jika kebijakan pemerintah dalam pemberian ijin pendirian bangunan tidak memperhatikan potensi kemacetan di jalan raya.
8. Kebijakan lain yang sifatnya tidak langsung seperti upaya membatasi jumlah kendaraan dengan menaikkan biaya parkir, membatasi pemilikan kendaraan melalui pajak progresif, pengenaan pajak dan bea masuk yang tinggi atas pemilikan kendaraan serta hal yang berkaitan ternyata tidak berpengaruh banyak terhadap volume kendaraan yang berlalu-lintas di Tangsel.
9. Revitalisasi jalan-jalan alternatif yang menghubungkan wilayah Tangsel dengan wilayah lain harus diperkenalkan eksistensinya, supaya banyak orang tahu bahwa masih ada jalan lain untuk menuju suatu tempat dengan demikian tidak mengandalkan jalan utama yang sudah biasa dipergunakan banyak pengendara, bisa jadi lebih jauh namun tidak terjebak macet tapi dengan syarat jalan tersebut harus dalam keadaan baik dan layak untuk segala jenis kendaraan.
Muhlisin
1 komentar:
OM....
Posting Komentar