Wawancara dengan Dik
Doang
KJD ini lahir dari kegelisahan, aku ini gak pinter tapi telah
menjadi ‘sesuatu’ paling tidak menurut ukuran ibuku dan ibuku bangga akan hal
itu, sementara banyak teman-teman yang dipuja karena angka-angkanya bagus tapi
tidak menjadi apa-apa, tapi itu juga bukan ukuran surga dan neraka. Jadi
ternyata cinta Allah itu abstrak setiap orang ditugasi dengan caranya, nah aku
memulai dengan pendidikan, bahwa aku pikir kalau sekolah menjadi mahal kelak
akan menggerogoti bangsa ini dan kelak akan ada Tsunami yang lebih dahsyat dari
Tsunami di Aceh bukan oleh air tetapi oleh gelombang kebodohan dimana-mana,
yang keluar dari pendidikan malah mencari kerja bukan menciptakan lapangan
kerja... klise memang... tapi itu sebenarnya sesuatu yang menjadi dasar telah diabaikan, lalu Dik Doang dibilang baik
melakukan ini, padahal buat aku baiknya dimana ? karena semua orang harus
melakukan perbuatan baik tapi karena orang tidak melakukannya, aku dianggap
baik itu kan aneh. Aku pikir Sakinah
itu tentram, Mawadah akan mewadahi
lingkungan yang menentramkan itu, maka aku pastikan negara ini akan mendapat Warahmah dari keluarga-keluarga itu
jadinya aku ingin menanamkan ilmu pada anak, anak arrahman, anak arrohim
agar ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan bermanfaat bagi orang lain dan insya Allah makin dekat dia
dengan agamanya dengan tuhannya dengan dia berilmu, jadi kalau ada pendidikan
akhirnya bersandar pada kedudukan dan jabatan aku rasa bukan itu tujuan kita.
Sejatinya tujuan
pendidikan itu seperti apa menurut pandangan bang Dik ?
Ki hajar Dewantoro menamakan tempat belajar itu Taman siswa
bukan sekolah ! jadi aku bilang kita belajar bisa dimana saja. Sekolah itukan
tempat mengasah, mengasah bisa di bawah pohon, di bawah rintik hujan dan
dimana-mana karena pengertian belajar itu di sekolah orang hanya berpikir
belajar itu cuma di sekolah dan di luar tidak ada tata krama, di persimpangan tidak
ada sopan santun jadi cuma sekolah saja yang jadi tempat belajar padahal itu
adalah asahan. Kebenaran adalah keburukan yang terasah, kebajikan itu kebenaran
yang telah teruji dan sekolah itu harus tempat salah karena di luar itu menjadi
kebenaran, tapi kalau segala sesuatunya menjadi benar di sekolah misalnya orang
harus rangking sekian dan segala macamnya, pertanyaannya adalah dimana posisi
baik dan buruk, neraka dan surga, salah itu harus ada, nah di sekolah itu orang
boleh mencoret kertasnya sendiri kalau salah gak usah dihapus teruskan saja
karena jika sudah di alam kehidupan kita tidak boleh salah. Kalau kau belajar
mengemudi ya harus di tempatnya tapi kalau di luar itu salah atau nabrak tidak
boleh, nah konsep harus benar di sekolah itu tidak ada ruang-ruang
kesalahan-kesalahan, ini yang menjadi tidak terjadinya keseimbangan. Jadi semua
ada ruangnya, kamu boleh telanjang tapi di kamar mandi dsb, jika ruang dan
waktu itu presisi atau tepat makanya itu di sebut moment. Jadi kalau ada orang
terkenal itu karena ruang dan waktunya telah bertemu. Kita harus mencari tahu bagaimana
supaya kita bisa menyatukan ruang dan waktu itu selalu seiring.
Terkait penamaan
tempat ini kenapa harus memakai Kandang Jurang Doang ? Apa ada makna sendiri ?
Allah juga memberi makna sendiri pada nama Muhammad dengan
huruf double M, Allah dengan huruf L double tapi nama lain tidak diberi huruf
double. Jadi ketika aku bermesraan dengan kehidupanku kujadikan ini kemesraanku
sendiri, KJD apa sih itu ? tapi ini adalah benih-benhih penderitaan yang
kunikahi maka orang tidak berpikir KJD itu adalah sesuatu yang naif tapi cinta-Nya
yang telah diberikan kepadaku di Ciputat ini dengan bentuk yang sangat abstrak
sekali. Jadi silahkan berikan anakmu, lingkunganmu dengan kemesraanmu yang
lahir dari cahaya pengetahuan dan ilmu. Kandang itukan tempat binatang, padahal
binatangkan ingin bebas, disinilah kesalahan memandang cinta secara keliru
padahal kalau benar misalnya tanamlah biji, siramlah, beri pupuk dia akan tumbuh
dan berdaun rindang kemudian kita berteduh di bawahnya burung-burung menghampiri
dan sebagai konsekuensinya kita harus menyapu daun-daun yang berguguran. Sabda Rasullulah
turun, apa yang kamu khawatirkan terhadap burung-burung itu, bukankah setiap kali
musim berganti burung-burung itu tinggal mengambil hasil panen, ketika kemarau
berkepanjangan dia tinggal menukik di lautan, ikan-ikan sudah tergenang di
permukaan dan hanya karena ego kita manusia, burung kita pelihara kotorannya
mengering terjadi flu burung lalu unggas kita bantai apa yang terjadi tidak ada
keseimbangan, ulat bulu dimana-mana padahal itu makanan pokok burung. Apa kita
tidak bisa ayatnya ‘Iqro’.
Kata Jurang, jurang itu pemisah antara dataran tinggi dengan
dataran rendah antara si miskin dengan si kaya, selama ini banyak sekolah kaya
anak miskin tidak bisa masuk begitupun sekolah orang miskin orang kaya tidak
berkenan di situ, lalu kapan mereka pernah bersentuhan, nah di KJD ini aku
harap tidak ada lagi pemisah itu. Yatim piatu itu sesungguhnya adalah yang
ditinggal ayah dan ibu, tapi dalam tingkat yang lebih tinggi lagi ditinggal
bapak miskin pendidikan ditinggal ibu miskin kasih sayang, jadi kalau ada ibu
tidak punya suami tapi punya anak jangan diberi kasih sayang tapi beri dia
pendidikan demikian pula sebaliknya. Dalam esensi ini kebanyakan orang salah paham
menganggap pendidikan adalah tugas ibu bukan sebagai tugas bapak. Sehingga
banyak sekali yang menitipkan pada ibu dan jeleknya lagi anak-anak menjadi
manja selalu ingin instant. Pada tingkat yang lebih tinggi lagi yatim piatu itu
adalah miskin iman dan akhlak. Jadi pengertian yatim piatu di dalam marifatnya adalah orang yang miskin iman
dan akhlak, boleh jadi dia adalah anggota DPR, pejabat atau lainnya jika dia
tidak punya iman dan akhlak maka dialah yatim piatu sesungguhnya, kita tinggal
lihat saja apa yang yang terjadi pada saat mereka memimpin. Rasullulah tidak
pernah mengajarkan kita untuk meminta tapi kita yang mampu memberi, tetapi kenapa
sekarang ada tulisan rumah yatim piatu memasang nomor teleponnya besar-besar,
bikin yayasan dan membuat proposal, sebenarnya tidak ada yang salah akan hal
itu tapi cukup Allah sebagai dukungan. Ini jalan berat, jalan tidak berujung
tapi ketahuilah ada batasannya seperti Al-quran diturunkan ada masa 22 tahun, 2
bulan, 22 hari jadi jika hanya baru 2 tahun atau 5 tahun kita sudah berkeluh
kesah berarti dia terlau berkecil hati. Alam mempunyai cara sendiri untuk
merapikan dirinya sendiri....
Oleh :Muhlisin, Romly
R, Agus “rokas” soemarno