Selasa, 01 Mei 2012

mampir di Kandang Jurank Doang (II)

Wawancara dengan Dik Doang
KJD ini lahir dari kegelisahan, aku ini gak pinter tapi telah menjadi ‘sesuatu’ paling tidak menurut ukuran ibuku dan ibuku bangga akan hal itu, sementara banyak teman-teman yang dipuja karena angka-angkanya bagus tapi tidak menjadi apa-apa, tapi itu juga bukan ukuran surga dan neraka. Jadi ternyata cinta Allah itu abstrak setiap orang ditugasi dengan caranya, nah aku memulai dengan pendidikan, bahwa aku pikir kalau sekolah menjadi mahal kelak akan menggerogoti bangsa ini dan kelak akan ada Tsunami yang lebih dahsyat dari Tsunami di Aceh bukan oleh air tetapi oleh gelombang kebodohan dimana-mana, yang keluar dari pendidikan malah mencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja... klise memang... tapi itu sebenarnya sesuatu yang menjadi dasar telah  diabaikan, lalu Dik Doang dibilang baik melakukan ini, padahal buat aku baiknya dimana ? karena semua orang harus melakukan perbuatan baik tapi karena orang tidak melakukannya, aku dianggap baik itu kan aneh. Aku pikir Sakinah itu tentram, Mawadah akan mewadahi lingkungan yang menentramkan itu, maka aku pastikan negara ini akan mendapat Warahmah dari keluarga-keluarga itu jadinya aku ingin menanamkan ilmu pada anak, anak arrahman, anak arrohim agar ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan bermanfaat bagi  orang lain dan insya Allah makin dekat dia dengan agamanya dengan tuhannya dengan dia berilmu, jadi kalau ada pendidikan akhirnya bersandar pada kedudukan dan jabatan aku rasa bukan itu tujuan kita.
Sejatinya tujuan pendidikan itu seperti apa menurut pandangan bang Dik ?
Ki hajar Dewantoro menamakan tempat belajar itu Taman siswa bukan sekolah ! jadi aku bilang kita belajar bisa dimana saja. Sekolah itukan tempat mengasah, mengasah bisa di bawah pohon, di bawah rintik hujan dan dimana-mana karena pengertian belajar itu di sekolah orang hanya berpikir belajar itu cuma di sekolah dan di luar tidak ada tata krama, di persimpangan tidak ada sopan santun jadi cuma sekolah saja yang jadi tempat belajar padahal itu adalah asahan. Kebenaran adalah keburukan yang terasah, kebajikan itu kebenaran yang telah teruji dan sekolah itu harus tempat salah karena di luar itu menjadi kebenaran, tapi kalau segala sesuatunya menjadi benar di sekolah misalnya orang harus rangking sekian dan segala macamnya, pertanyaannya adalah dimana posisi baik dan buruk, neraka dan surga, salah itu harus ada, nah di sekolah itu orang boleh mencoret kertasnya sendiri kalau salah gak usah dihapus teruskan saja karena jika sudah di alam kehidupan kita tidak boleh salah. Kalau kau belajar mengemudi ya harus di tempatnya tapi kalau di luar itu salah atau nabrak tidak boleh, nah konsep harus benar di sekolah itu tidak ada ruang-ruang kesalahan-kesalahan, ini yang menjadi tidak terjadinya keseimbangan. Jadi semua ada ruangnya, kamu boleh telanjang tapi di kamar mandi dsb, jika ruang dan waktu itu presisi atau tepat makanya itu di sebut moment. Jadi kalau ada orang terkenal itu karena ruang dan waktunya telah bertemu. Kita harus mencari tahu bagaimana supaya kita bisa menyatukan ruang dan waktu itu selalu seiring.
Terkait penamaan tempat ini kenapa harus memakai Kandang Jurang Doang ? Apa ada makna sendiri ?
Allah juga memberi makna sendiri pada nama Muhammad dengan huruf double M, Allah dengan huruf L double tapi nama lain tidak diberi huruf double. Jadi ketika aku bermesraan dengan kehidupanku kujadikan ini kemesraanku sendiri, KJD apa sih itu ? tapi ini adalah benih-benhih penderitaan yang kunikahi maka orang tidak berpikir KJD itu adalah sesuatu yang naif tapi cinta-Nya yang telah diberikan kepadaku di Ciputat ini dengan bentuk yang sangat abstrak sekali. Jadi silahkan berikan anakmu, lingkunganmu dengan kemesraanmu yang lahir dari cahaya pengetahuan dan ilmu. Kandang itukan tempat binatang, padahal binatangkan ingin bebas, disinilah kesalahan memandang cinta secara keliru padahal kalau benar misalnya tanamlah biji, siramlah, beri pupuk dia akan tumbuh dan berdaun rindang kemudian kita berteduh di bawahnya burung-burung menghampiri dan sebagai konsekuensinya kita harus menyapu daun-daun yang berguguran. Sabda Rasullulah turun, apa yang kamu khawatirkan terhadap burung-burung itu, bukankah setiap kali musim berganti burung-burung itu tinggal mengambil hasil panen, ketika kemarau berkepanjangan dia tinggal menukik di lautan, ikan-ikan sudah tergenang di permukaan dan hanya karena ego kita manusia, burung kita pelihara kotorannya mengering terjadi flu burung lalu unggas kita bantai apa yang terjadi tidak ada keseimbangan, ulat bulu dimana-mana padahal itu makanan pokok burung. Apa kita tidak bisa ayatnya ‘Iqro’.
Kata Jurang, jurang itu pemisah antara dataran tinggi dengan dataran rendah antara si miskin dengan si kaya, selama ini banyak sekolah kaya anak miskin tidak bisa masuk begitupun sekolah orang miskin orang kaya tidak berkenan di situ, lalu kapan mereka pernah bersentuhan, nah di KJD ini aku harap tidak ada lagi pemisah itu. Yatim piatu itu sesungguhnya adalah yang ditinggal ayah dan ibu, tapi dalam tingkat yang lebih tinggi lagi ditinggal bapak miskin pendidikan ditinggal ibu miskin kasih sayang, jadi kalau ada ibu tidak punya suami tapi punya anak jangan diberi kasih sayang tapi beri dia pendidikan demikian pula sebaliknya. Dalam esensi ini kebanyakan orang salah paham menganggap pendidikan adalah tugas ibu bukan sebagai tugas bapak. Sehingga banyak sekali yang menitipkan pada ibu dan jeleknya lagi anak-anak menjadi manja selalu ingin instant. Pada tingkat yang lebih tinggi lagi yatim piatu itu adalah miskin iman dan akhlak. Jadi pengertian yatim piatu di dalam marifatnya adalah orang yang miskin iman dan akhlak, boleh jadi dia adalah anggota DPR, pejabat atau lainnya jika dia tidak punya iman dan akhlak maka dialah yatim piatu sesungguhnya, kita tinggal lihat saja apa yang yang terjadi pada saat mereka memimpin. Rasullulah tidak pernah mengajarkan kita untuk meminta tapi  kita yang mampu memberi, tetapi kenapa sekarang ada tulisan rumah yatim piatu memasang nomor teleponnya besar-besar, bikin yayasan dan membuat proposal, sebenarnya tidak ada yang salah akan hal itu tapi cukup Allah sebagai dukungan. Ini jalan berat, jalan tidak berujung tapi ketahuilah ada batasannya seperti Al-quran diturunkan ada masa 22 tahun, 2 bulan, 22 hari jadi jika hanya baru 2 tahun atau 5 tahun kita sudah berkeluh kesah berarti dia terlau berkecil hati. Alam mempunyai cara sendiri untuk merapikan dirinya sendiri....

Oleh :Muhlisin, Romly R, Agus “rokas” soemarno